selanjutnya

Rabu, 01 Desember 2010

SII ( STRATEGY OF INFORMATION INTEGRATION )

                

Pada tugas mata kuliah Softskill, saya akan membahas mengenai SII.
SII merupakan singkatan dari strategy of information integration atau dalam bahasa lainnya Strategi integrasi informasi. SII (strategy of information integration ) merupakan strategi pengintegrasian sistem baik saat melakukan merger ataupun rekonstruksi perusahaan. SII juga merupakan solusi agar saat mengintegrasikan antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil seimbang atau sesuai porsinya. Biasanya perusahaan menggunakan SII ini saat sudah tidak ada jalan lain lagi kecuali menggunakan ini. SII (strategy of information integration) memiliki enam tahap dalam pengintegrasiannya.
Di bawah ini merupakan gambar EVOLUSI STRATEGI INTEGRASI
Tahap I: Eksploitasi Kapabilitas Lokal

Pada tahap pertama ini, perlu melakukan pengembangan maksimal terhadap kapabilitas sistem infomasi masing-masing organisasi. Tujuan dari tahap pertama ini adalah untuk memahami secara sungguh-sungguh batasan maksimal kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan kebutuhan manajemen strategi dan operasional organisasi yang bersangkutan – baik dilihat dari segi keunggulannya maupun keterbatasannya.

Tahap II: Lakukan Integrasi Tak Tampak

Pada tahap kedua ini, Setiap kerjasama atau kolaborasi dua atau lebih organisasi kerap mendatangkan kebutuhan baru. Dan seringkali tidak dapat dipenuhi oleh sebuah sistem informasi yang dimiliki salah satu anggota konsorsium. Pada saat kebutuhan baru ini berhasil didefinisikan secara jelas, masing-masing organisasi melalui wakilnya berkumpul dan berdiskusi bersama untuk mencari jalan keluar pemenuhan kebutuhan yang ada. Pada saat inilah sebenarnya hakekat ”integrasi” telah dilakukan.

Tahap III: Kehendak Berbagi Pakai

Pada tahap ketiga ini, Ketika skenario pada tahap kedua telah efektif, langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi seberapa efisien dan optimum solusi tersebut berhasil dibangun terutama dengan kaitannya dengan pemanfaatan beranekaragam sumber daya organisasi. Para wakil dari masing-masing organisasi akan berkumpul dan melihat bahwa banyak peluang untuk meningkatkan kinerja solusi yang dihasilkan jika dan hanya jika adanya ”sharing” atau pola berbagi pakai antar sumber daya teknologi informasi yang dimiliki masing-masing organisasi. keluaran terpenting dari tahap ini adalah mulai bergesernya pemikiran-pemikiran yang didominasi oleh faktor emosional ke ide-ide brilian yang dipandu oleh pemikiran rasional.

Tahap IV: Redesain Arsitektur Proses

Pada tahap keempat ini, Ketika konsorsium organisasi tersebut harus berurusan dengan pemenuhan kebutuhan pemilik kepentingan eksternal, seperti misalnya pelanggan atau publik, maka proses yang cepat, berkualitas, dan murah adalah yang menjadi dambaan mereka. Hal tersebut tidaklah mungkin terjadi jika secara lintas organisasi tidak dilakukan aktivitas redesain proses. Di sinilah tahap penentu integrasi diuji kembali, karena yang akan terlibat tidak sekedar para CIO, melainkan pimpinan nomor satu dari masing-masing organisasi.

Tahap V: Optimalkan Infrastruktur

Pada tahap kelima, Rancangan beraneka ragam proses baru yang dihasilkan pada tahap sebelumnya tidaklah akan berjalan secara efektif, efisien, optimal, dan terkontrol dengan baik apabila secara fundamental tidak dilakukan penyesuaian terhadap infrastruktur organisasi yang ada – dalam hal ini adalah arsitektur sistem informasi terintegrasi yang dimiliki. Keluaran dari tahap optimaliasi ini adalah sebuah sistem informasi terpadu yang dapat bekerja secara efektif melayani kepentingan vertikal maupun horisontal. Dan tentu saja yang tidak kalah pentingnya, yaitu semakin eratnya relasi antar organisasi yang berkolaborasi setelah melewati sejumlah tahap sebelumnya.

Tahap VI: Transformasi Organisasi

Tahap terakhir yang akan dicapai sejalan dengan semakin eratnya hubungan antar organisasi adalah transformasi masing-masing organisasi. Transformasi yang dimaksud pada dasarnya merupakan akibat dari dinamika kebutuhan lingkungan eksternal organisasi yang memaksanya untuk menciptakan sebuah sistem organisasi yang adaptif terhadap perubahan apapun.

Sumber :
http://www.batan.go.id/sjk/eII2006/Page02/P02h.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar